Harimau sedang asyik bercermin di sungai sambil membasuh mukanya. "Hmm, gagah
juga aku ini, tubuhku kuat berotot dan warna lorengku sangat indah," kata
harimau dalam hati. Kesombongan harimau membuatnya suka memerintah dan berbuat
semena-mena pada binatang lain yang lebih kecil dan lemah. Si kancil akhirnya
tidak tahan lagi. "Benar-benar keterlaluan si harimau !" kata Kancil menahan
marah. "Dia mesti diberi pelajaran! Biar kapok! Sambil berpikir, ditengah jalan
kancil bertemu dengan kelinci. Mereka berbincang-bincang tentang tingkah laku
harimau dan mencoba mencari ide bagaimana cara membuat si harimau kapok.
Setelah lama terdiam, "Hmm, aku ada ide," kata si
kancil tiba-tiba. "Tapi kau harus menolongku," lanjut si kancil. "Begini, kau
bilang pada harimau kalau aku telah menghajarmu karena telah menggangguku, dan
katakan juga pada si harimau bahwa aku akan menghajar siapa saja yang berani
menggangguku, termasuk harimau, karena aku sedang menjalankan tugas penting,"
kata kancil pada kelinci. "Tugas penting apa, Cil?" tanya kelinci heran. "
Sudah, bilang saja begitu, kalau si harimau nanti mencariku, antarkan ia ke
bawah pohon besar di ujung jalan itu. Aku akan menunggu Harimau disana." "Tapi
aku takut Cil, benar nih rencanamu akan berhasil?", kata kelinci. "Percayalah
padaku, kalau gagal jangan sebut aku si kancil yang cerdik". "Iya, iya. Aku
percaya, tapi kamu jangan sombong, nanti malah kamu jadi lebih sombong dari si
harimau lagi."
Si kelincipun berjalan menemui harimau yang sedang bermalas-malasan. Si kelinci
agak gugup menceritakan yang terjadi padanya. Setelah mendengar cerita kelinci,
harimau menjadi geram mendengarnya. "Apa ? Kancil mau menghajarku? Grr, berani
sekali dia!!, kata harimau. Seperti yang diharapkan, harimau minta diantarkan ke
tempat kancil berada. "Itu dia si Kancil!" kata Kelinci sambil menunjuk ke arah
sebatang pohon besar di ujung jalan. "Kita hampir sampai, harimau. Aku takut,
nanti jangan bilang si kancil kalau aku yang cerita padamu, nanti aku dihajar
lagi," kata kelinci. Si kelinci langsung berlari masuk dalam semak-semak."Hai kancil!!! Kudengar kau mau menghajarku ya?" Tanya harimau sambil marah.
"Jangan bicara keras-keras, aku sedang mendapat tugas penting". "Tugas penting
apa?". Lalu
Kancil menunjuk benda besar berbentuk bulat, yang tergantung pada dahan pohon di
atasnya. "Aku harus menjaga bende wasiat itu." Bende wasiat apa sih itu?" Tanya
harimau heran. "Bende adalah semacam gong yang berukuran kecil, tapi bende ini
bukan sembarang bende, kalau dipukul suaranya merdu sekali, tidak bisa terlukis
dengan kata-kata. Harimau jadi penasaran. "Aku boleh tidak memukulnya?, siapa
tahu kepalaku yang lagi pusing ini akan hilang setelah mendengar suara merdu
dari bende itu." "Jangan, jangan," kata Kancil. Harimau terus membujuk si
Kancil. Setelah agak lama berdebat, "Baiklah, tapi aku pergi dulu, jangan
salahkan aku kalau terjadi apa-apa ya?", kata si kancil.
Setelah Kancil pergi, Harimau segera memanjat pohon dan memukul bende itu. Tapi
yang terjadi…. Ternyata bende itu adalah sarang lebah!
Nguuuung…nguuuung…..nguuuung sekelompok lebah yang marah keluar dari sarangnya
karena merasa diganggu. Lebah-lebah itu mengejar dan menyengat si harimau.
"Tolong! Tolong!" teriak harimau kesakitan sambil berlari. Ia terus berlari
menuju ke sebuah sungai. Byuur! Harimau langsung melompat masuk ke dalam sungai.
Ia akhirnya selamat dari serangan lebah. "Grr, awas kau Kancil!" teriak Harimau
menahan marah. "Aku dibohongi lagi. Tapi pusingku kok menjadi hilang ya?".
Walaupun tidak mendengar suara merdu bende wasiat, harimau tidak terlalu kecewa,
sebab kepalanya tidak pusing lagi.
"Hahaha! Lihatlah Harimau yang gagah itu lari terbirit-birit disengat lebah,"
kata kancil. "Binatang kecil dan lemah tidak selamanya kalah bukan?". "Aku harap
harimau bisa mengambil manfaat dari kejadian ini," kata kelinci penuh harap."
Pesan Moral : Semua makhluk hidup
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena itu, kita tidak boleh sombong dan
memperlakukan makhluk hidup lain semena-mena.
No comments:
Post a Comment